معرفة الزمان
Oleh: Ust. Ihsan Tanjung
RINGKASAN SEJARAH
UMMAT AKHIR ZAMAN
تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ ا للهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَّرِيًّا ، فَتَكُوْنَ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ
“Masa (1) an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa (2) khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya, kemudian datang masa (3) mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang masa (4) mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali (5) khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam,”(HR Ahmad 17680).
TIGA BABAK SEBELUMNYA
Sebelumnya pada babak pertama umat masih memiliki system dan person yang prima secara kepemimpinan, yaitu Nabi Muhammad saw, sendiri dalam babak an-Nubuwwah (Kenabian).
Selanjutnya di babak kedua umat masih memiliki system dan person yang juga tetap prima secara kepemimpinan, yaitu khulafa ar-rasyidin di babak khilafatun ’ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan yang mengikuti sistem Kenabian).
Di babak ketiga umat memiliki sistem yang mengalami penurunan mutu namun masih cukup memadai begitu pula dengan person pemimpin yang masih relatif memadai, yaitu babak mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit al-Qur’an dan as-Sunnah).
BABAK DEWASA INI
Namun di babak keempat dewasa ini yaitu babak mulkan jabbriyyan—umat bahkan sudah tidak memiliki system sesuai syariat sedangkan figur para penguasanya-pun kebanyakan bermasalah secara personal.
Inilah babak dimana umat Islam harus mengakui mereka sedang mengalami kondisi babak belur.
Malah ini merupakan babak dimana Allah menguji kesabaran umat dengan menggilir dan menyerahkan kepemimpinan umat manusia kepada kaum kafir.
SUNNAH TADAAWUL (GILIRAN)
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا
وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran 140)
BABAK DEWASA INI
Sistem Kepemimpinan Kaum Beriman yg berlangsung selama ribuan thn digantikan dengan Sistem Kepemimpinan Kaum Kuffar yg telah berlangsung 85 thn sejak 1924/1342 H
Sejak saat itu umat manusia tidak merasakan kepemimpinan yang menerapkan QS An-Nisa ayat 59:
“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
BABAK DEWASA INI
Sistem Kepemimpinan Kaum Beriman yg berlangsung selama ribuan thn digantikan dengan Sistem Kepemimpinan Kaum Kuffar yg telah berlangsung 85 thn sejak 1924/1342 H
Sejak saat itu umat manusia tidak merasakan kepemimpinan yang menerapkan QS An-Nisa ayat 59:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
BABAK DEWASA INI
Umat Islam kehilangan pemahaman, penghayatan dan pengamalan Al-Wala’ Wal Bara’ dalam ber-Tauhid
Al-Wala’ yi Loyalitas kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman yang istiqomah
Al-Bara’ yi Melepaskan Loyalitas dari kaum kuffar dan munafiqun
ZAMAN PENUH FITNAH
Inilah zaman yang disinyalir Nabi Muhammad saw sebagai “babak” keempat perjalanan umat Islam, yaitu babak mulkan jabariyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak mereka seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya).
We are living in the darkest ages of the Islamic history.
HIDUP DI BABAK KEEMPAT
Hidup di babak keempat memang berat. Tapi sekaligus menantang dan menjanjikan.
Sebab kondisi zaman dewasa ini menuntut kita bersikap dan berperilaku mirip generasi awal umat ini, yakni para sahabat ra.
Mereka berjuang di Mekkah sebelum hijrah penuh kesabaran, pengorbanan dan istiqomah. Mereka tidak berkompromi dengan sistem jahiliyah yang berlaku.
Hingga Allah mengizinkan hijrah dan membangun masyarakat mayoritas orang beriman di Madinah.
DUNIA MODERN
A Godless Civilizaton (Imran Hosein)
Sistem Dajjal (Ahmad Thompson)
Jahiliyah Abad XX / Jahiliyah Modern (Muhammad Quthb)
PROSES DEKADENSI UMMAT
َليُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا
انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ
بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
“Sungguh akan terurai ikatan Islam simpul demi simpul. Setiap satu simpul terlepas maka manusia akan bergantung pada simpul berikutnya. Yang paling awal terurai adalah hukum dan yang paling akhir adalah shalat,” (HR Ahmad 45/134).
SIMPUL HUKUM TERURAI
Sejak 1924 M/1342 H, dunia menyaksikan titik nadir runtuhnya institusi formal kenegaraan umat tempat tegaknya hukum Allah.
Seorang berdarah Yahudi bernama Musthafa Kemal memproklamasikan pembubaran negara adidaya ”al-khilafah al-islamiyyah” yang kekuasaanya membentang dari Maroko di Afrika Barat hingga Maluku di Indonesia Timur.
Lalu dengan konyolnya mengumumkan berdirinya negara kecil Turki sekular-modern yang sepenuhnya mengekor ke Eropa.
Sesudah itu mulailah umat Islam hidup laksana anak-anak ayam kehilangan induk atau anak-anak yatim kehilangan ayah.
SIMPUL LAINNYA TERURAI
Menyusul terurainya ikatan Islam yang paling awal, dunia menyaksikan satu persatu ikatan berikutnya pun berlepasan.
Ikatan di bidang hukum diikuti dengan lepasnya ikatan di bidang akhlaq, ibadah, aqidah, ideologi, politik, ekonomi, sosial, moral, seni-budaya, pendidikan, pertahanan-keamanan dan militer.
Seluruh ikatan tersebut menjadi asing dan jauh dari shibghah Islamiyyah (celupan Islam).
Puncaknya, dunia-pun menyaksikan lepasnya ikatan Islam terakhir, yaitu shalat.
PRIORITAS PROGRAM
Satu hal pasti, kita wajib optimis sambil hanya berharap kepada Allah.
Karena Nabi Muhammad saw telah mensinyalir sesudah babak dimana kita babak belur ini insya Allah babak kelima akan tiba.
Marilah kita sibuk mempersiapkan diri menyambut babak khilafatun ’ala minhaj an-Nubuwwah.
Jangan sebaliknya kita malah tergiur dan terlibat untuk justru turut mengawetkan babak kempat yaitu babak mulkan jabariyyan atau sistem jahiliyah modern atau sistem Dajjal.
PUNCAK FITNAH
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ (الطبراني)
“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.”
(HR Thabrani 1672)
RANGKAIAN FITNAH SEBELUM DAJJAL KELUAR
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ
ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ (أحمد)
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seorangpun yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389)
ANNUIT COEPTIS =
may He be pleased with this project
***** N O S *****
NOVUS = New
ORDO = Order
SECLORUM = Ages / Times / World
NOVUS ORDO SECLORUM =
NEW WORLD ORDER
URGENSI TAAT KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH SAW
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا رَبَّنَا آَتِهِمْ
ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
URGENSI TAAT KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH SAW
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul”.
Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. (AS Al-Ahzab 66-68)
TIGA BEKAL UTAMA DI
MASA MEKKAH SEBELUM HIJRAH
“Iqro’” (Al-’Alaq) => Ma’rifatul Islam dan Ma’rifatul Jahiliyah
“Qum” (Al-Muzzammil) => Sholat Tahajjud dan Tazkiyatun-Nafs
“Qum” (Al-Muddatstsir) => Da’wah Islam dan Beri Peringatan / Warning)
“Iqro’” (Al-’Alaq)
(1) Ma’rifatul Islam dan (2) Ma’rifatul Jahiliyah
اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه و أرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه
“Ya Allah, tunjukkan kepada kami yang benar itu benar dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkan kepada kami yang batil itu batil dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya.”
“Qum” (Al-Muzzammil)
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ
مِنْهُ قَلِيلًا أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا
“Hai orang yang berselimut (Muhammad),
bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS Al-Muzzammil 1-4)
QIYAMUL-LAIL
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS Al-Israa ayat 79)
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” (QS Al-Muzzammil 5)
QIYAMUL-LAIL
ِإنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
”Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”
(QS Adz-Dzaariyaat ayat 15-18)
QIYAMUL-LAIL
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ
قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ الْجَسَدِ
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda : “Kerjakanlah sholat malam sebab ia merupakan kebiasaan orang-orang sholeh sebelum kamu pada zaman dahulu. Ia juga merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’aala, sebagai penebus amal kejahatan-kejahatanmu, pencegah dosa dan penangkanl penyakit pada badan.”
(HR Tirmidzi 3472)
QIYAMUL-LAIL
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ
وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, jalinlah hubungan silaturrahim, sholatlah di waktu malam tatkala orang-orang masih tidur, pasti kamu semua masuk surga dengan selamat dan sejahtera.” (HR Tirmidzi 2409)
“Qum” (Al-Muddatstsir)
Da’wah dan Tarbiyyah
Stressing da’wah pada memberikan peringatan (nadziran)
Da’wah kepada siapa saja yang mau selamat di dunia dan akhirat
Tarbiyyah yakni kaderisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar